Jumat, 21 Oktober 2016
ISACA
ISACA adalah suatu organisasi profesi
internasional di bidang tata kelola teknologi informasi
yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun
1967.
Awalnya dikenal dengan nama lengkap Information Systems Audit and Control
Association, saat ini ISACA hanya menggunakan akronimnya untuk
merefleksikan cakupan luasnya di bidang tata kelola teknologi informasi. ISACA
telah memiliki kurang lebih 70.000 anggota yang tersebar di 140 negara. Anggota
ISACA terdiri dari antara lain auditor sistem informasi, konsultan, pengajar, profesional keamanan sistem informasi,
pembuat perundangan, CIO, serta auditor
internal. Jaringan ISACA terdiri dari sekitar 170 cabang yang berada di lebih dari 60 negara, termasuk di Indonesia.
ISACA
mulai pada tahun 1967, ketika sekelompok kecil orang dengan kontrol
pekerjaan-audit serupa di sistem komputer yang menjadi semakin penting untuk
operasi mereka organisasi-duduk untuk membahas perlunya sumber informasi
terpusat dan bimbingan dalam bidang. Pada tahun 1969, kelompok formal,
menggabungkan sebagai Asosiasi EDP Auditor. Pada tahun 1976 asosiasi membentuk
yayasan pendidikan untuk melakukan upaya penelitian besar-besaran untuk
memperluas pengetahuan dan nilai tata kelola TI dan bidang kontrol. Sebelumnya
dikenal sebagai Audit Sistem Informasi dan Control Association, ISACA sekarang
berjalan dengan singkatan saja, untuk mencerminkan berbagai profesional TI
pemerintahan yang dilayaninya.
Kekuatan
ISACA adalah jaringan bab-nya. ISACA memiliki lebih dari 200 bab yang didirikan
di lebih dari 80 negara di seluruh dunia, dan pasal-pasal menyediakan
pendidikan anggota, berbagi sumber daya, advokasi, jaringan profesional dan
sejumlah manfaat lainnya pada tingkat lokal.Sejak awal, ISACA telah menjadi
organisasi global kecepatan-pengaturan untuk informasi pemerintahan, kontrol,
keamanan dan audit yang profesional. IS audit dan IS standar kontrol diikuti
oleh praktisi di seluruh dunia. Penelitiannya titik-titik isu profesional
menantang konstituennya.
Certified
Information Systems Auditor (CISA) sertifikasi yang diakui secara global
dan telah diterima oleh lebih dari 109.000 profesional sejak awal. Certified
Information Security Manager (CISM) sertifikasi unik menargetkan penonton
manajemen keamanan informasi dan telah diterima oleh lebih dari 25.000
profesional. Certified di Pemerintahan Enterprise IT (CGEIT) penunjukan
mempromosikan kemajuan profesional yang ingin diakui untuk pengalaman pemerintahan
yang berkaitan dengan IT dan pengetahuan dan telah diterima oleh lebih dari
6.000 profesional. Certified di Risiko dan Sistem Informasi Control (CRISC)
sebutan untuk mereka yang mengidentifikasi dan mengelola risiko melalui
pengembangan, implementasi dan pemeliharaan kontrol sistem informasi telah
diterima oleh lebih dari 17.000 profesional. ISACA menerbitkan jurnal teknis
terkemuka di bidang kontrol informasi, ISACA Journal. Ini host serangkaian
konferensi internasional yang memfokuskan pada kedua topik teknis dan
manajerial yang berkaitan dengan jaminan IS, kontrol, keamanan dan TI profesi
pemerintahan. Bersama-sama, ISACA dan Institute Governance berafiliasi TI
memimpin komunitas pengendalian teknologi informasi dan melayani para praktisi
dengan memberikan unsur yang dibutuhkan oleh para profesional TI di lingkungan
di seluruh dunia yang selalu berubah.
Gelar CISA ini dikeluarkan oleh ISACA (Information Systems Audit and Control
Association). Selain CISA,
ISACA juga mengeluarkan sertifikasi atu gelar CISM
(Certified Information Systems Manager)
dan CGEIT
(Certified in the Governance of Enterprise
IT).
Gelar CISA ini terkait erat dengan
profesi Information Technology (IT) auditor.
Namun banyak juga CISA-holder yang non-IT auditor, seperti misalnya IT/Information Systems (IS) security
consultant, IT/IS consultant, compliance/risk management, dan lain-lain.
Menurut
ISACA, pemegang gelar CISA mempunyai competitive advantage dengan memastikan bahwa:
- Audit sistem informasi dilakukan sesuai dengan standar, panduan, dan best practises terkait.
- Suatu perusahaan melaksanakan tata-kelola teknologi informasi (corporate governance of IT).
- Manajemen atas sistem dan infrastruktur IT (systems and infrastructure life cycle management) dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan.
- Arsitektur keamanan didesain untuk menjaga prinsip kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersediaan (availability) atas information assets.
- Program disaster recovery dan business continuity direncanakan dengan baik dan dampak resikonya diminimalisir
Berikut
beberapa pengakuan atas sertifikasi CISA dari beberapa lembaga:
- Departemen Pertahanan Amerika (US Department of Defence) mengharuskan staff information assurance-nya memiliki sertifikat tertentu, di antaranya gelar CISA.
- Undang-undang Keamanan Informasi di Korea mensyaratkan audit sistem informasi dilakukan oleh pemegang sertifikasi tertentu, misalnya CISA.
- Bursa Efek India mengakui sertifikasi profesional CISA sebagai salah satu prasyarat untuk melakukan systems audit.
- Menurut Undang-undang di Rumania, bank yang akan menerapkan sistem pembayaran elektronik (misalnya melalui internet) diharuskan melewati proses sertifikasi dahulu oleh auditor yang memiliki gelar CISA.
Ujian
CISA ini dilakukan 2 kali setahun, sekitar bulan juni dan desember. Jumlah soal
ujiannya ada 200, multiple-choice dan minimal harus bener 75% supaya
lulus.
Ada
6 area/topik dalam ujian CISA:
- Information systems audit process (sekitar 10% dari total jumlah soal).
- Information systems governance (15%).
- Systems and infrastructure life cycle management (16%).
- Information technology service delivery and support (14%).
- Protection of information assets (31%).
- Business continuity and disaster recovery (14%)
Supaya
bisa dapat gelar CISA, gak cuma harus lulus ujian doank. Ada juga beberapa persyaratan
lainnya:
- Harus punya pengalaman 5 tahun dalam information systems audit, control, or security (bisa disubstitusi dengan persyaratan tertentu).
- Mematuhi ISACA Code of Professional Ethics.
- Menjalankan IS Auditing Standards yang dikeluarkan ISACA.
- Ikut program CPE (Continuing Professional Education)
Syarat
Kelulusan
ISACA menggunakan dan laporan nilai
pada skala umum 200-800. Sebagai contoh, skor skala dari 800 mewakili nilai
sempurna dengan semua pertanyaan dijawab dengan benar; skor skala dari 200
adalah skor terendah mungkin dan menandakan bahwa hanya sejumlah kecil pertanyaan
yang dijawab dengan benar. Calon harus menerima skor 450 atau lebih tinggi
untuk lulus ujian.Sebuah skor 450 merupakan standar yang konsisten minimal
pengetahuan sebagaimana ditetapkan oleh ISACA CISA Komite
Sertifikasi itu. Seorang kandidat menerima nilai kelulusan kemudian dapat
mengajukan permohonan sertifikasi jika semua persyaratan lain terpenuhi.
Kadang, bagi seorang IT Auditor, akan memunculkan pertanyaan yang sangat
sederhana. Dia akan bertanya kepada responden secara random dalam organisasi
tersebut. Baik itu elemen pimpinan, middle management, maupun pegawai terendah
sekalipun. Pertanyaan yang dimunculkan adalah , “Apakah saudara mengerti kemana
arah tujuan Perencanaan TI di kantor ini?”.
“Apakah saudara mengerti kemana arah tujuan Perencanaan TI di kantor ini?”
COBIT menjelaskan bahwa apabila
pegawai manapun, yang bekerja di bidang apapun, mampu menjelaskan pertanyaan
sederhana tersebut dengan ringannya, maka dapat dipastikan bahwa Perencanaan
dan sekaligus Pemanfaatan TI pada organisasi tersebut sejalan dengan semangat IT
Governance. Tetapi apabila hanya sebagian kecil saja yang paham, maka sangat
perlu diambil langkah-langkah perubahan mengarah kepada kebaikan. COBIT
menyebutnya dengan nama Tata Kelola TI Yang Baik.
IT Governance menyarankan semua performansi kegiatan kantor harus dapat diukur
(performance measurement). Oleh karena itu sangat wajib hukumnya untuk
menggunakan perangkat alat ukur. Lembaga Sandi Negara sudah mencanangkan
penggunaan Balanced Score Card sebagai perangkat alat ukurnya. Performansi
karyawan dalam bentuk pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) mutlak harus
tersedia. Dan hal ini adalah bagian Tata Kelola TI Yang Baik. Nah, bagian lainnya adalah perlunya IT Investment Management, Kejelasan
kebutuhan User dan Organisasi dalam hubungannya antara penerapan TI dan
kemampuan anggaran belanja organisasi. Dan last-but-not-least adalah upaya
pelatihan dan pendidikan untuk semua karyawan di organisasi, baik itu karyawan
yang ngurusi TI maupun karyawan Non-TI. Pelatihan dan pendidikan yang
terstruktur dan terprogram adalah kekuatan asas sebuah organisasi.
Sumber
:
ISACA adalah suatu organisasi profesi
internasional di bidang tata kelola teknologi informasi
yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun
1967.
Awalnya dikenal dengan nama lengkap Information Systems Audit and Control
Association, saat ini ISACA hanya menggunakan akronimnya untuk
merefleksikan cakupan luasnya di bidang tata kelola teknologi informasi. ISACA
telah memiliki kurang lebih 70.000 anggota yang tersebar di 140 negara. Anggota
ISACA terdiri dari antara lain auditor sistem informasi, konsultan, pengajar, profesional keamanan sistem informasi,
pembuat perundangan, CIO, serta auditor
internal. Jaringan ISACA terdiri dari sekitar 170 cabang yang berada di lebih dari 60 negara, termasuk di Indonesia.
ISACA
mulai pada tahun 1967, ketika sekelompok kecil orang dengan kontrol
pekerjaan-audit serupa di sistem komputer yang menjadi semakin penting untuk
operasi mereka organisasi-duduk untuk membahas perlunya sumber informasi
terpusat dan bimbingan dalam bidang. Pada tahun 1969, kelompok formal,
menggabungkan sebagai Asosiasi EDP Auditor. Pada tahun 1976 asosiasi membentuk
yayasan pendidikan untuk melakukan upaya penelitian besar-besaran untuk
memperluas pengetahuan dan nilai tata kelola TI dan bidang kontrol. Sebelumnya
dikenal sebagai Audit Sistem Informasi dan Control Association, ISACA sekarang
berjalan dengan singkatan saja, untuk mencerminkan berbagai profesional TI
pemerintahan yang dilayaninya.
Kekuatan
ISACA adalah jaringan bab-nya. ISACA memiliki lebih dari 200 bab yang didirikan
di lebih dari 80 negara di seluruh dunia, dan pasal-pasal menyediakan
pendidikan anggota, berbagi sumber daya, advokasi, jaringan profesional dan
sejumlah manfaat lainnya pada tingkat lokal.Sejak awal, ISACA telah menjadi
organisasi global kecepatan-pengaturan untuk informasi pemerintahan, kontrol,
keamanan dan audit yang profesional. IS audit dan IS standar kontrol diikuti
oleh praktisi di seluruh dunia. Penelitiannya titik-titik isu profesional
menantang konstituennya.
Certified
Information Systems Auditor (CISA) sertifikasi yang diakui secara global
dan telah diterima oleh lebih dari 109.000 profesional sejak awal. Certified
Information Security Manager (CISM) sertifikasi unik menargetkan penonton
manajemen keamanan informasi dan telah diterima oleh lebih dari 25.000
profesional. Certified di Pemerintahan Enterprise IT (CGEIT) penunjukan
mempromosikan kemajuan profesional yang ingin diakui untuk pengalaman pemerintahan
yang berkaitan dengan IT dan pengetahuan dan telah diterima oleh lebih dari
6.000 profesional. Certified di Risiko dan Sistem Informasi Control (CRISC)
sebutan untuk mereka yang mengidentifikasi dan mengelola risiko melalui
pengembangan, implementasi dan pemeliharaan kontrol sistem informasi telah
diterima oleh lebih dari 17.000 profesional. ISACA menerbitkan jurnal teknis
terkemuka di bidang kontrol informasi, ISACA Journal. Ini host serangkaian
konferensi internasional yang memfokuskan pada kedua topik teknis dan
manajerial yang berkaitan dengan jaminan IS, kontrol, keamanan dan TI profesi
pemerintahan. Bersama-sama, ISACA dan Institute Governance berafiliasi TI
memimpin komunitas pengendalian teknologi informasi dan melayani para praktisi
dengan memberikan unsur yang dibutuhkan oleh para profesional TI di lingkungan
di seluruh dunia yang selalu berubah.
Gelar CISA ini dikeluarkan oleh ISACA (Information Systems Audit and Control
Association). Selain CISA,
ISACA juga mengeluarkan sertifikasi atu gelar CISM
(Certified Information Systems Manager)
dan CGEIT
(Certified in the Governance of Enterprise
IT).
Gelar CISA ini terkait erat dengan
profesi Information Technology (IT) auditor.
Namun banyak juga CISA-holder yang non-IT auditor, seperti misalnya IT/Information Systems (IS) security
consultant, IT/IS consultant, compliance/risk management, dan lain-lain.
Menurut
ISACA, pemegang gelar CISA mempunyai competitive advantage dengan memastikan bahwa:
- Audit sistem informasi dilakukan sesuai dengan standar, panduan, dan best practises terkait.
- Suatu perusahaan melaksanakan tata-kelola teknologi informasi (corporate governance of IT).
- Manajemen atas sistem dan infrastruktur IT (systems and infrastructure life cycle management) dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan.
- Arsitektur keamanan didesain untuk menjaga prinsip kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersediaan (availability) atas information assets.
- Program disaster recovery dan business continuity direncanakan dengan baik dan dampak resikonya diminimalisir
Berikut
beberapa pengakuan atas sertifikasi CISA dari beberapa lembaga:
- Departemen Pertahanan Amerika (US Department of Defence) mengharuskan staff information assurance-nya memiliki sertifikat tertentu, di antaranya gelar CISA.
- Undang-undang Keamanan Informasi di Korea mensyaratkan audit sistem informasi dilakukan oleh pemegang sertifikasi tertentu, misalnya CISA.
- Bursa Efek India mengakui sertifikasi profesional CISA sebagai salah satu prasyarat untuk melakukan systems audit.
- Menurut Undang-undang di Rumania, bank yang akan menerapkan sistem pembayaran elektronik (misalnya melalui internet) diharuskan melewati proses sertifikasi dahulu oleh auditor yang memiliki gelar CISA.
Ujian
CISA ini dilakukan 2 kali setahun, sekitar bulan juni dan desember. Jumlah soal
ujiannya ada 200, multiple-choice dan minimal harus bener 75% supaya
lulus.
Ada
6 area/topik dalam ujian CISA:
- Information systems audit process (sekitar 10% dari total jumlah soal).
- Information systems governance (15%).
- Systems and infrastructure life cycle management (16%).
- Information technology service delivery and support (14%).
- Protection of information assets (31%).
- Business continuity and disaster recovery (14%)
Supaya
bisa dapat gelar CISA, gak cuma harus lulus ujian doank. Ada juga beberapa persyaratan
lainnya:
- Harus punya pengalaman 5 tahun dalam information systems audit, control, or security (bisa disubstitusi dengan persyaratan tertentu).
- Mematuhi ISACA Code of Professional Ethics.
- Menjalankan IS Auditing Standards yang dikeluarkan ISACA.
- Ikut program CPE (Continuing Professional Education)
Syarat
Kelulusan
ISACA menggunakan dan laporan nilai
pada skala umum 200-800. Sebagai contoh, skor skala dari 800 mewakili nilai
sempurna dengan semua pertanyaan dijawab dengan benar; skor skala dari 200
adalah skor terendah mungkin dan menandakan bahwa hanya sejumlah kecil pertanyaan
yang dijawab dengan benar. Calon harus menerima skor 450 atau lebih tinggi
untuk lulus ujian.Sebuah skor 450 merupakan standar yang konsisten minimal
pengetahuan sebagaimana ditetapkan oleh ISACA CISA Komite
Sertifikasi itu. Seorang kandidat menerima nilai kelulusan kemudian dapat
mengajukan permohonan sertifikasi jika semua persyaratan lain terpenuhi.
Kadang, bagi seorang IT Auditor, akan memunculkan pertanyaan yang sangat
sederhana. Dia akan bertanya kepada responden secara random dalam organisasi
tersebut. Baik itu elemen pimpinan, middle management, maupun pegawai terendah
sekalipun. Pertanyaan yang dimunculkan adalah , “Apakah saudara mengerti kemana
arah tujuan Perencanaan TI di kantor ini?”.
“Apakah saudara mengerti kemana arah tujuan Perencanaan TI di kantor ini?”
COBIT menjelaskan bahwa apabila
pegawai manapun, yang bekerja di bidang apapun, mampu menjelaskan pertanyaan
sederhana tersebut dengan ringannya, maka dapat dipastikan bahwa Perencanaan
dan sekaligus Pemanfaatan TI pada organisasi tersebut sejalan dengan semangat IT
Governance. Tetapi apabila hanya sebagian kecil saja yang paham, maka sangat
perlu diambil langkah-langkah perubahan mengarah kepada kebaikan. COBIT
menyebutnya dengan nama Tata Kelola TI Yang Baik.
IT Governance menyarankan semua performansi kegiatan kantor harus dapat diukur
(performance measurement). Oleh karena itu sangat wajib hukumnya untuk
menggunakan perangkat alat ukur. Lembaga Sandi Negara sudah mencanangkan
penggunaan Balanced Score Card sebagai perangkat alat ukurnya. Performansi
karyawan dalam bentuk pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) mutlak harus
tersedia. Dan hal ini adalah bagian Tata Kelola TI Yang Baik. Nah, bagian lainnya adalah perlunya IT Investment Management, Kejelasan
kebutuhan User dan Organisasi dalam hubungannya antara penerapan TI dan
kemampuan anggaran belanja organisasi. Dan last-but-not-least adalah upaya
pelatihan dan pendidikan untuk semua karyawan di organisasi, baik itu karyawan
yang ngurusi TI maupun karyawan Non-TI. Pelatihan dan pendidikan yang
terstruktur dan terprogram adalah kekuatan asas sebuah organisasi.
Sumber
:
ISACA adalah suatu organisasi profesi
internasional di bidang tata kelola teknologi informasi
yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun
1967.
Awalnya dikenal dengan nama lengkap Information Systems Audit and Control
Association, saat ini ISACA hanya menggunakan akronimnya untuk
merefleksikan cakupan luasnya di bidang tata kelola teknologi informasi. ISACA
telah memiliki kurang lebih 70.000 anggota yang tersebar di 140 negara. Anggota
ISACA terdiri dari antara lain auditor sistem informasi, konsultan, pengajar, profesional keamanan sistem informasi,
pembuat perundangan, CIO, serta auditor
internal. Jaringan ISACA terdiri dari sekitar 170 cabang yang berada di lebih dari 60 negara, termasuk di Indonesia.
ISACA
mulai pada tahun 1967, ketika sekelompok kecil orang dengan kontrol
pekerjaan-audit serupa di sistem komputer yang menjadi semakin penting untuk
operasi mereka organisasi-duduk untuk membahas perlunya sumber informasi
terpusat dan bimbingan dalam bidang. Pada tahun 1969, kelompok formal,
menggabungkan sebagai Asosiasi EDP Auditor. Pada tahun 1976 asosiasi membentuk
yayasan pendidikan untuk melakukan upaya penelitian besar-besaran untuk
memperluas pengetahuan dan nilai tata kelola TI dan bidang kontrol. Sebelumnya
dikenal sebagai Audit Sistem Informasi dan Control Association, ISACA sekarang
berjalan dengan singkatan saja, untuk mencerminkan berbagai profesional TI
pemerintahan yang dilayaninya.
Kekuatan
ISACA adalah jaringan bab-nya. ISACA memiliki lebih dari 200 bab yang didirikan
di lebih dari 80 negara di seluruh dunia, dan pasal-pasal menyediakan
pendidikan anggota, berbagi sumber daya, advokasi, jaringan profesional dan
sejumlah manfaat lainnya pada tingkat lokal.Sejak awal, ISACA telah menjadi
organisasi global kecepatan-pengaturan untuk informasi pemerintahan, kontrol,
keamanan dan audit yang profesional. IS audit dan IS standar kontrol diikuti
oleh praktisi di seluruh dunia. Penelitiannya titik-titik isu profesional
menantang konstituennya.
Certified
Information Systems Auditor (CISA) sertifikasi yang diakui secara global
dan telah diterima oleh lebih dari 109.000 profesional sejak awal. Certified
Information Security Manager (CISM) sertifikasi unik menargetkan penonton
manajemen keamanan informasi dan telah diterima oleh lebih dari 25.000
profesional. Certified di Pemerintahan Enterprise IT (CGEIT) penunjukan
mempromosikan kemajuan profesional yang ingin diakui untuk pengalaman pemerintahan
yang berkaitan dengan IT dan pengetahuan dan telah diterima oleh lebih dari
6.000 profesional. Certified di Risiko dan Sistem Informasi Control (CRISC)
sebutan untuk mereka yang mengidentifikasi dan mengelola risiko melalui
pengembangan, implementasi dan pemeliharaan kontrol sistem informasi telah
diterima oleh lebih dari 17.000 profesional. ISACA menerbitkan jurnal teknis
terkemuka di bidang kontrol informasi, ISACA Journal. Ini host serangkaian
konferensi internasional yang memfokuskan pada kedua topik teknis dan
manajerial yang berkaitan dengan jaminan IS, kontrol, keamanan dan TI profesi
pemerintahan. Bersama-sama, ISACA dan Institute Governance berafiliasi TI
memimpin komunitas pengendalian teknologi informasi dan melayani para praktisi
dengan memberikan unsur yang dibutuhkan oleh para profesional TI di lingkungan
di seluruh dunia yang selalu berubah.
Gelar CISA ini dikeluarkan oleh ISACA (Information Systems Audit and Control
Association). Selain CISA,
ISACA juga mengeluarkan sertifikasi atu gelar CISM
(Certified Information Systems Manager)
dan CGEIT
(Certified in the Governance of Enterprise
IT).
Gelar CISA ini terkait erat dengan
profesi Information Technology (IT) auditor.
Namun banyak juga CISA-holder yang non-IT auditor, seperti misalnya IT/Information Systems (IS) security
consultant, IT/IS consultant, compliance/risk management, dan lain-lain.
Menurut
ISACA, pemegang gelar CISA mempunyai competitive advantage dengan memastikan bahwa:
- Audit sistem informasi dilakukan sesuai dengan standar, panduan, dan best practises terkait.
- Suatu perusahaan melaksanakan tata-kelola teknologi informasi (corporate governance of IT).
- Manajemen atas sistem dan infrastruktur IT (systems and infrastructure life cycle management) dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan.
- Arsitektur keamanan didesain untuk menjaga prinsip kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersediaan (availability) atas information assets.
- Program disaster recovery dan business continuity direncanakan dengan baik dan dampak resikonya diminimalisir
Berikut
beberapa pengakuan atas sertifikasi CISA dari beberapa lembaga:
- Departemen Pertahanan Amerika (US Department of Defence) mengharuskan staff information assurance-nya memiliki sertifikat tertentu, di antaranya gelar CISA.
- Undang-undang Keamanan Informasi di Korea mensyaratkan audit sistem informasi dilakukan oleh pemegang sertifikasi tertentu, misalnya CISA.
- Bursa Efek India mengakui sertifikasi profesional CISA sebagai salah satu prasyarat untuk melakukan systems audit.
- Menurut Undang-undang di Rumania, bank yang akan menerapkan sistem pembayaran elektronik (misalnya melalui internet) diharuskan melewati proses sertifikasi dahulu oleh auditor yang memiliki gelar CISA.
Ujian
CISA ini dilakukan 2 kali setahun, sekitar bulan juni dan desember. Jumlah soal
ujiannya ada 200, multiple-choice dan minimal harus bener 75% supaya
lulus.
Ada
6 area/topik dalam ujian CISA:
- Information systems audit process (sekitar 10% dari total jumlah soal).
- Information systems governance (15%).
- Systems and infrastructure life cycle management (16%).
- Information technology service delivery and support (14%).
- Protection of information assets (31%).
- Business continuity and disaster recovery (14%)
Supaya
bisa dapat gelar CISA, gak cuma harus lulus ujian doank. Ada juga beberapa persyaratan
lainnya:
- Harus punya pengalaman 5 tahun dalam information systems audit, control, or security (bisa disubstitusi dengan persyaratan tertentu).
- Mematuhi ISACA Code of Professional Ethics.
- Menjalankan IS Auditing Standards yang dikeluarkan ISACA.
- Ikut program CPE (Continuing Professional Education)
Syarat
Kelulusan
ISACA menggunakan dan laporan nilai
pada skala umum 200-800. Sebagai contoh, skor skala dari 800 mewakili nilai
sempurna dengan semua pertanyaan dijawab dengan benar; skor skala dari 200
adalah skor terendah mungkin dan menandakan bahwa hanya sejumlah kecil pertanyaan
yang dijawab dengan benar. Calon harus menerima skor 450 atau lebih tinggi
untuk lulus ujian.Sebuah skor 450 merupakan standar yang konsisten minimal
pengetahuan sebagaimana ditetapkan oleh ISACA CISA Komite
Sertifikasi itu. Seorang kandidat menerima nilai kelulusan kemudian dapat
mengajukan permohonan sertifikasi jika semua persyaratan lain terpenuhi.
Kadang, bagi seorang IT Auditor, akan memunculkan pertanyaan yang sangat
sederhana. Dia akan bertanya kepada responden secara random dalam organisasi
tersebut. Baik itu elemen pimpinan, middle management, maupun pegawai terendah
sekalipun. Pertanyaan yang dimunculkan adalah , “Apakah saudara mengerti kemana
arah tujuan Perencanaan TI di kantor ini?”.
“Apakah saudara mengerti kemana arah tujuan Perencanaan TI di kantor ini?”
COBIT menjelaskan bahwa apabila
pegawai manapun, yang bekerja di bidang apapun, mampu menjelaskan pertanyaan
sederhana tersebut dengan ringannya, maka dapat dipastikan bahwa Perencanaan
dan sekaligus Pemanfaatan TI pada organisasi tersebut sejalan dengan semangat IT
Governance. Tetapi apabila hanya sebagian kecil saja yang paham, maka sangat
perlu diambil langkah-langkah perubahan mengarah kepada kebaikan. COBIT
menyebutnya dengan nama Tata Kelola TI Yang Baik.
IT Governance menyarankan semua performansi kegiatan kantor harus dapat diukur
(performance measurement). Oleh karena itu sangat wajib hukumnya untuk
menggunakan perangkat alat ukur. Lembaga Sandi Negara sudah mencanangkan
penggunaan Balanced Score Card sebagai perangkat alat ukurnya. Performansi
karyawan dalam bentuk pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) mutlak harus
tersedia. Dan hal ini adalah bagian Tata Kelola TI Yang Baik. Nah, bagian lainnya adalah perlunya IT Investment Management, Kejelasan
kebutuhan User dan Organisasi dalam hubungannya antara penerapan TI dan
kemampuan anggaran belanja organisasi. Dan last-but-not-least adalah upaya
pelatihan dan pendidikan untuk semua karyawan di organisasi, baik itu karyawan
yang ngurusi TI maupun karyawan Non-TI. Pelatihan dan pendidikan yang
terstruktur dan terprogram adalah kekuatan asas sebuah organisasi.
Sumber
:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kunjungi juga ya https://itgid.org/cissp-training-jakarta/ tentang cissp
BalasHapusMohon Bantuannya
Artikelnya sangat Bermanfaat
Terima Kasih