Senin, 31 Desember 2012
Pertentangan Sosial Dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan
Sosial Dan Integrasi Masyarakat
Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar individu-individu maupun
antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan. Hidup
bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap anggota masyarakat
salaing berinteraksi. Hubungan antar individu ini pun diikat oleh ikatan yang
berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para anggota. Norma
dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat pengendali agar para anggota
masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit
salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya.
Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada
kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai
persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan
dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam
masyarakat. Salah satu contohnya adalah Pertentangan sosial dan integrita
masyarakat
Penyebab Konflik
Menurut Anoraga (dalam Saputro,
2003) suatu konflik dapat terjadi karena perbendaan pendapat, salah paham, ada
pihak yang dirugikan, dan perasaan sensitif.
1. Perbedaan pendapat
Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya.
2. Salah paham
Salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya
tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya
oleh individu yang lain.
3. Ada pihak yang dirugikan
Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau
masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang
dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.
4. Perasaan sensitif
Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang
lain. Contoh, mungkin tindakan seseorang wajar, tetapi oleh pihak lain dianggap
merugikan.
Integrasi Masyarakat
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat
sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana
kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem
sosial tertentu
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan,
disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau
kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun
menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang
terjadi secara sosial budaya.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial
senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus
(kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai
kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi
anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap
konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya
akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities)
dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan
karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki
kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan
pranata-pranata sosial
A. Faktor Internal :
kesadaran diri sebagai makhluk sosial
tuntutan kebutuhan
jiwa dan semangat gotong royong
tuntutan kebutuhan
jiwa dan semangat gotong royong
B. Faktor External :
tuntutan perkembangan zaman
persamaan kebudayaan
terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
persaman visi, misi, dan tujuan
sikap toleransi
adanya kosensus nilai
adanya tantangan dari luar
persamaan kebudayaan
terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
persaman visi, misi, dan tujuan
sikap toleransi
adanya kosensus nilai
adanya tantangan dari luar
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Kata Masyarakat berasal dari kata dalam bahasa Arab, Musyarak yang berarti ikut serta atau berpartisipasi. Jadi masyarakat dapat dikatakan adalah sekelompok individu yang mempunyai kesamaan wilayah, budaya, dan identitas yang membentuk sebuah interaksi. Individu ini pun tidak lepas dari saling tergantung satu sama lain atau interdependen. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli :
- Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
- Selo Soemardjan, Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
- Max Weber menjelaskan pengertian masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
Ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai
berikut :
- Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
- Berinteraksi dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia.
- Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
- Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
Pengertian Masyarakat Kota/Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban
community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat
kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan. Pengertian masyarakat perkotaan lebih ditekankan pada sifat-sifat
kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan. Dimana masyarakat
perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam. Kurangnya
rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan kepentingannya
masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya masyarakat perkotaan kebanyakan
sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian yang harus dicapai dalam
jangka waktu tertentu. Walaupun begitu, tidak semua masyarakat perkotaan
seperti apa yang dijelaskan di atas.
Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
- Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
- Orang-orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
- Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
- Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
- Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan.
- Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatka pentingnya factor waktu bagi warga kota.
- Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
Pengertian Masyarakat Desa/Pedesaan
Masyarakat pedesaan ditandai
dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa, yaitu
perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang sangat kuat yang hakekatnya.
Adapun
yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
- Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
- Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
- Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
Perbedaan
dan ciri-ciri antara desa dan kota
Menurut Soekanto (1994), per-bedaan
sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana,
karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada
pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara
masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik
tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi
sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan
kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem
tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai
berikut:
Masyarakat Pedesaan
1).Perilaku homogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh
konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3).Perilaku yang berorientasi pada
tradisi dan status .
4).Isolasi sosial, sehingga statik
5).Kesatuan dan keutuhan kultural
6).Banyak ritual dan nilai-nilai
sakral
7). Kolektivisme
Masyarakat Kota:
1). Perilaku heterogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh
konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3).Perilaku yang berorientasi pada
rasionalitas dan fungsi
4).Mobilitassosial,sehingga dinamik
5).Kebauran dan diversifikasi
kultural
6).Birokrasi fungsional dan
nilai-nilaisekular
7).Individualisme
Warga suatu masyarakat
pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang
hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan
biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994).
Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di
desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan
kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat
pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang
kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan
penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya
merupakan pekerjaan sambilan saja .
Golongan orang-orang tua pada
masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta
nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno
(1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya
terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.
PERBEDAAN DESA DAN KOTA
Ada beberapa ciri-ciri yang membedakan antara desa dan kota :
Ada beberapa ciri-ciri yang membedakan antara desa dan kota :
- Jumlah dan kepadatan penduduk;
- Lingkungan hidup;
- Mata pencaharian;
- Corak kehidupan sosial;
- Statifikasi sosial;
- Mobilitas sosial;
- Pola interaksi sosial;
- Solidaritas sosial; dan
- Kedudukan dalam hirarki sistem administrasi nasional.
Aspek positif dan aspek negatif
1. Aspek positif interaksi desa-kota
a. Pengetahuan penduduk desa meningkat.
b. Pengeeeetahuan penduduk desa tentang
pertanian meningkat, karena
adanya sistim tekhnologi
c. meningkatkan hubungan social ekonomi desa
dan kota karena
kemudahan sarana transportasi.
d. Adanya guru dari kota yang menjadi
penggerak pembangunan desa.
2. Aspek negatif interaksi desa-kota
a. Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang
kurang sesuai dengan tradisi
budaya desa
b. Perluasan kota dan masuknya orang berharta
ke desa sehingga
menggubah tata guna lahan desa
c. Daya tarik kota dalam berbagai bidang
menyebabkan tenaga potensial di
desa kurang.
d. Muncul masalah baru (pengangguran, tuna
wisma,kejahatan,masalah
pangan maupun lingkungan).
Langganan:
Postingan (Atom)